Tampilkan postingan dengan label Bogor-Cianjur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bogor-Cianjur. Tampilkan semua postingan

Berapa Harga Tanah di Jalur Puncak II?

Jakarta -Pembangunan Jalur Puncak II di Bogor-Cianjur mendapat respons positif para pelaku bisnis perhotelan. Kawasan yang kini masih terisolir tersebut mengundang minat banyak investor.

Isu harga lahan menjadi pembahasan yang seksi terkait proyek jalan baru yang akan membentang sepanjang 48 Km itu. Berapa harga lahan di kawasan tersebut?

Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jhonnie Sugiarto mengatakan dirinya memang belum melakukan survei lapangan ke kawasan itu. Namun berdasarkan informasi sesama anggota PHRI, harga lahan di kawasan itu masih relatif murah dan bervariasi.

"Harganya bervariasi antara Rp 100.000 sampai Rp 500.000 per meter persegi, jadi kalau jalan itu sudah dibuka bisa naik cepat harganya," katanya kepada detikFinance, Selasa (3/6/2014).

Lahan di kawasan itu umumnya masih lahan kosong dan berbukit-bukit, termasuk di dalamnya ada perkebunan milik warga sekitar. "Sebagian masih milik warga, pengembang belum banyak," katanya.

Seperti diketahui wilayah yang dilewati Jalur Puncak II antara lain Babakan Madang (Kab. Bogor), Hambalang (Kab. Bogor), Sukamakmur (Kab.Bogor), Pacet Istana Cipanas (Kab. Cianjur).

Dampak pembangunan jalan baru ini diprediksi menganggat sektor properti di kawasan yang dilalui jalur Puncak II, termasuk di kawasan Sentul yang sudah banyak dimasuki pengembang besar, harga tanahnya relatif jauh lebih mahal.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan saat ini harga tanah di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah mencapai Rp 5-8 juta per meter persegi.

"Sekarang di Sentul saja sudah Rp 5-8 juta, nanti saya pikir akan naik," kata Ali.
(hen/hds)

Link berita :
http://finance.detik.com/read/2014/06/03/145914/2598483/1016/berapa-harga-tanah-di-jalur-puncak-ii

Kawasan Jalur Puncak 2 Jadi Incaran Para Pengembang Properti

Puncak 2 IconJakarta -Pembangunan jalur puncak II di Bogor-Cianjur Jawa Barat membuat para pengembang properti melirik dan mulai bergerilya kawasan itu. Kawasan ini diprediksi menjadi pusat pertumbuhan baru di Jawa Barat.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menegaskan, pemerintah daerah harus sudah memiliki rencana tata ruang yang ketat kawasan ini. Ia mengakui jika tak ada tata ruang yang jelas, kawasan ini akan hanya menjadi kawasan komersial sehingga harga tanahnya akan melejit.
"Saya lihat sebetulnya kalau secara mengurai kemacetan bagus. Masalahnya ketika akses dibuka, Kabupaten Bogor harus mempersiapkan tata ruang yang jelas ketika itu dibuka sepanjang jalan itu jadi komersial, itu perlu dipersiapkan tata ruang yang jelas, jangan sampai tata ruang jadi tata uang," kata Ali kepada detikFinance, Selasa (3/6/2014)

Ali mengatakan dampak dibangunnya kawasan komersial di kawasan yang kini masih terisolir itu, maka daerah resapan air akan semakin minim. Menurut Ali, hal-hal semacam ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah yang tertuang dalam rencana tata ruang.

"Di situ mungkin akan dibangun mal, ruko seperti itu," jelasnya.

Ali mencontohkan apa yang terjadi di kawasan Cibubur, Jakarta Timur harus menjadi pelajaran pihak Kabupaten Bogor.

"Di Cibubur itu ketika akses di situ Jalan Transyogi dibuka, jadi komersial. Tapi memang nggak bisa dihindari, itu perkembangan kota, yang perlu diperhatikan tata ruangnya," tegas Ali.

Link Berita : http://finance.detik.com/read/2014/06/03/113917/2598205/1016/kawasan-jalur-puncak-ii-jadi-incaran-para-pengembang-properti