Dampak Pembangunan Infrastruktur Pada Harga Tanah

Sebagian besar dari kita pasti pernah menyaksikan moment dimana sebuah lokasi yang tidak banyak dikenal orang, tiba-tiba mengalami lompatan luar biasa dari sisi popularitas dan harga tanahnya. Sebut saja kawasan Alam Sutera, bagian dari sebuah kecamatan di Serpong Utara yang mengalami transformasi. Dari sebuah daerah tidak dikenal oleh warga Non-Tangerang menjadi sebuah Brand yang fenomenal karena dibukanya akses langsung tol. Dari yang awalnya memiliki harga tanah Ratusan ribu rupiah per meter persegi hingga mencapai 23 Juta per meter persegi ! (Lihat artikel : Harga Lahan di Alam Sutera Tembus Rp 23 Juta Per Meter Persegi).

Contoh lain, Pembangunan Jalan Tol Cipali. Jalan tol yang melalui area persawahan menikmati kenaikan harga 10 kali lipat setelah jalan Tol ini berfungsi, dan ini masih belum berhenti. Pembangunan sarana-prasarana lain di sepanjang sisi jalan tol akan terus menaikkan harga sampai puluhan tahun ke depan. Anda pasti lupa perkembangan jalan tol Jakarta Cikampek. Saat ini disana sudah dipenuhi oleh berbagai CBD, kota mandiri, Kawasan Industri dan lain sebagainya. Bisa anda bayangkan ketika Lippo membeli lahan untuk membangun San Diego Hills, mereka hanya membayar kurang dari Rp.10.000,- per meter perseginya. Saat ini harga lahan makam untuk ukuran 2x1 m, ditawarkan dengan harga Rp.20.000.000,- !

Anda pasti punya cerita sejenis mungkin dengan skala yang berbeda-beda. Tapi memang seperti itulah salah satu 'hukum properti' yang tidak tertulis, setiap perubahan sekecil apapun memberi dampak seperti bola salju. Sayangnya sebagian besar dari kita hanya menjadi penonton yang menyaksikan 'fenomena' properti seperti di atas. 

Melihat ke depan, apa yang bisa membuat kita ikut menikmati 'fenomena' properti seperti 2 contoh di atas ? Perhatikan fokus pemerintah, yang dalam hal ini adalah pihak paling dominan dalam penyediaan infrastruktur di Indonesia. Ada beberapa proyek tetapi yang paling menonjol salah satunya adalah Jalur Puncak 2. Sebuah jalur yang menghubungkan Cikarang sebagai CBD terbesar di Indonesia dengan satu-satunya kawasan sejuk asri Puncak - Cipanas. Keduanya menciptakan sinergi yang disatukan oleh yang sebagian orang sebut Poros Tengah Timur ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar