Puncak-Cipanas Menuju Masa Keemasan

Tahukah anda mengapa Puncak-Cipanas pernah menjadi primadona tempat berlibur terfavorit bagi warga DKI di tahun 1980-1990-an ? Mengapa pembangunan villa yang marak sangat sulit dihentikan ? Dan tahukah anda dalam waktu yang tidak lama lagi, kejayaan Puncak-Cipanas akan kembali berkibar sebagai tujuan utama berlibur warga Jabodetabek ? Lanjutkan membaca artikel ini dan anda akan mengerti mengapa dan tidak akan kaget ketika masa yang dinanti telah tiba.

Puncak-Cipanas merupakan dataran tinggi 900-1600 meter di atas permukaan laut dan adalah dataran tinggi terdekat yang mudah dicapai dari Jabodetabek. Pada era 1980-1990-an adalah masa keemasan pariwisata alam di Puncak. Lokasi yang mudah dicapai kurang dari 1 jam dari Jakarta membuat Puncak selalu menjadi pilihan utama bagi liburan akhir pekan maupun acara kantor seperti rapat, outing, dan lain-lain. Munculnya penginapan atau hotel-hotel, restauran maupun cafe seiring berjalannya waktu membuat Puncak-Cipanas semakin padat dan menarik untuk dikunjungi.

Di akhir era 1990-an, DKI mengalami banjir-banjir besar. Bukan yang pertama tetapi pada masa itu mulai disorot mengenai dampak pembangunan yang tidak terencana di daerah Puncak yang sejatinya merupakan daerah resapan air tetapi sudah hampir penuh ditutupi oleh bangunan-bangunan villa baik berijin maupun liar. Akibatnya, pemerintah daerah Bogor mulai menggusur beberapa bangunan tak berijin dan mencoba mengembalikan fungsi sebagian daerah Puncak kembali seperti semula. Ternyata tidak mudah.

Bukan pemberantasan villa liar yang melumpuhkan Puncak-Cipanas, tetapi lemahnya perencanaan pembangunan dan pengawasan pemanfaatan ruang di Puncak yang membunuh pariwisata Puncak secara perlahan. Kemacetan luar biasa membuat para pengunjung mengalihkan kunjungan wisatanya ke tempat lain, terutama setelah selesainya jalan tol Cipularang yang memangkas waktu tempuh Jakarta Bandung sampai hanya 2,5 Jam. Tidak adanya jalur alternatif yang layak untuk mencapai atau meninggalkan Puncak-Cipanas membuat pariwisata di Puncak-Cipanas meredup.

Dan sekarang adalah masa-masa yang sangat singkat terbuka kesempatan. Apa maksudnya ? Jalur Puncak 2. Pembangunan Jalur Puncak 2 adalah solusi yang akan mengembalikan kejayaan kawasan Puncak-Cipanas meroket bahkan melebihi masa keemasan di era 1980-1990-an. Jalur Puncak 2 akan menjadi jalur utama untuk menuju Puncak dan Cipanas karena jalan selebar 30 m akan memanjakan pengunjung untuk tiba dan kembali tanpa mengalami kemacetan seperti halnya di jalur Puncak 1.

Tidak hanya itu, pembangunan Jalur Puncak 2 juga membuka akses yang selama ini tidak pernah ada, yaitu Cikarang-Cipanas. Saat ini Cikarang dan sekitarnya adalah daerah yang paling 'panas' pembangunannya. Kawasan industri terbesar di Indonesia ini terus berbenah untuk menjadi kawasan industri utama di Asia Tenggara. Saat ini saja, 10.000 expat (karyawan asing) bekerja di 2.000 lebih dan terus berkembang perusahaan multinasional. Bayangkan, bila selama ini para karyawan atau penduduk Cikarang harus menempuh 1-2 jam untuk berlibur di Jakarta. Kelak, mereka cukup berkendara selama 45 menit untuk tiba di penginapan sejuk pilihan mereka di Cipanas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar