Dampak Pembangunan Infrastruktur Pada Harga Tanah

Sebagian besar dari kita pasti pernah menyaksikan moment dimana sebuah lokasi yang tidak banyak dikenal orang, tiba-tiba mengalami lompatan luar biasa dari sisi popularitas dan harga tanahnya. Sebut saja kawasan Alam Sutera, bagian dari sebuah kecamatan di Serpong Utara yang mengalami transformasi. Dari sebuah daerah tidak dikenal oleh warga Non-Tangerang menjadi sebuah Brand yang fenomenal karena dibukanya akses langsung tol. Dari yang awalnya memiliki harga tanah Ratusan ribu rupiah per meter persegi hingga mencapai 23 Juta per meter persegi ! (Lihat artikel : Harga Lahan di Alam Sutera Tembus Rp 23 Juta Per Meter Persegi).

Contoh lain, Pembangunan Jalan Tol Cipali. Jalan tol yang melalui area persawahan menikmati kenaikan harga 10 kali lipat setelah jalan Tol ini berfungsi, dan ini masih belum berhenti. Pembangunan sarana-prasarana lain di sepanjang sisi jalan tol akan terus menaikkan harga sampai puluhan tahun ke depan. Anda pasti lupa perkembangan jalan tol Jakarta Cikampek. Saat ini disana sudah dipenuhi oleh berbagai CBD, kota mandiri, Kawasan Industri dan lain sebagainya. Bisa anda bayangkan ketika Lippo membeli lahan untuk membangun San Diego Hills, mereka hanya membayar kurang dari Rp.10.000,- per meter perseginya. Saat ini harga lahan makam untuk ukuran 2x1 m, ditawarkan dengan harga Rp.20.000.000,- !

Anda pasti punya cerita sejenis mungkin dengan skala yang berbeda-beda. Tapi memang seperti itulah salah satu 'hukum properti' yang tidak tertulis, setiap perubahan sekecil apapun memberi dampak seperti bola salju. Sayangnya sebagian besar dari kita hanya menjadi penonton yang menyaksikan 'fenomena' properti seperti di atas. 

Melihat ke depan, apa yang bisa membuat kita ikut menikmati 'fenomena' properti seperti 2 contoh di atas ? Perhatikan fokus pemerintah, yang dalam hal ini adalah pihak paling dominan dalam penyediaan infrastruktur di Indonesia. Ada beberapa proyek tetapi yang paling menonjol salah satunya adalah Jalur Puncak 2. Sebuah jalur yang menghubungkan Cikarang sebagai CBD terbesar di Indonesia dengan satu-satunya kawasan sejuk asri Puncak - Cipanas. Keduanya menciptakan sinergi yang disatukan oleh yang sebagian orang sebut Poros Tengah Timur ini.

Kiblat Properti Indonesia Tahun 2016 ?

Jalur Puncak 2 (Poros Tengah Timur) yang menghubungkan Cikarang dengan Cipanas dan Cianjur
Alam Sutera, Serpong dan berbagai wilayah di sekitar telah cukup lama mengalami kenaikan jumlah properti yang signifikan dalam 5-10 tahun belakangan ini. Harga tanah yang sudah mencapai kenaikan sampai 900% telah mengubah kawasan Tangerang ini menjadi kawasan mini metropolitan. 

Sangat sulit untuk pengembang mendapatkan tanah di harga yang cukup ekonomis selain memanfaatkan (menghabiskan) cadangan lahan (land bank) yang mereka miliki. Akibatnya pengembang lebih memilih untuk membangun properti mewah atau high rise building yang memanfaatkan land bank-nya secara maksimal.

Sedikit banyak, masalah di atas ikut mempengaruhi perkembangan properti yang stagnan di tahun 2015 ini. Ketika pengembang meluncurkan properti-properti kelas menengah atas sedangkan rakyat (pembeli) mencari rumah sederhana di harga 200 Juta-an. Ketidakseimbangan ini bila tidak disikapi pemerintah akan memperburuk perkembangan properti dan perekonomian nasional pada umumnya. 

Sebenarnya mudah dilihat langkah-langkah pemerintah dari kegiatan pembangunan infrastruktur yang marak di timur ibukota. Kendala di atas sedang diatasi pemerintah dengan 'mengalihkan' kiblat pertumbuhan properti dari barat menuju timur ibukota. Para pengembang juga menyadari hal ini tentunya. Pengembang-pengembang besar sudah sejak lama memprediksi keadaan ini dan mulai mengumpulkan portofolio lahan mereka di kawasan timur ini. Sebagai contoh nyata, bisa dilihat dari Lippo group yang meluncurkan mega proyek Orange Country di Cikarang, Plaza Indonesia Jababeka dengan proyek senilai 2 Triliun di Cikarang, dan pengembang-pengembang besar lain yang (baca : Cikarang Diserbu Pengembang).

Pembangunan infrastruktur di berbagai lokasi dan skala sedang terjadi di kawasan timur Jakarta ini. Pemerintah dan para pengembang juga sudah banyak belajar dari pembangunan di kawasan barat yang 'menyisakan' banyak kendala yang sangat sulit diatasi. Kemacetan karena akses yang terbatas antara kawasan barat dengan pusat kota Jakarta menjadi momok yang tidak boleh terjadi ketika kawasan timur ini dikembangkan. Jalan tol Becakayu, Jalan tol Lingkar Luar W2, Monorail Bekasi - Jakarta, pelebaran jalan lintas propinsi Kalimalang, rencana pembangunan Bandara di Karawang, Pelabuhan di Indramayu (dahulu Cilamaya), dan salah satu yang paling menonjol yaitu : Jalur Puncak 2 (Poros Tengah Timur) yang menghubungkan Cikarang dengan Cipanas dan Cianjur.

Jalur Puncak 2 tidak hanya mempersingkat waktu warga Jakarta untuk menuju Cipanas, tetapi juga membuka akses yang selama ini tidak dilirik. Pembangunan masif di Cikarang akan membutuhkan akses ke berbagai pelosok yang akan mendukung keberhasilan pembangunan itu sendiri. Kawasan Puncak-Cipanas adalah satu-satunya kawasan sejuk dalam radius kurang dari 50 Km dari Cikarang. 
Jalur Puncak 2 ini akan membuka jalur 'baru' yang memungkinkan Top Executive di sebuah perusahaan di Cikarang memiliki rumah tinggal di Puncak-Cipanas dan berkantor setiap harinya di Cikarang, karena waktu tempuh kedua lokasi hanya 30-45 menit ! Sebuah gaya hidup sehat dan produktif.

Di satu sisi, Cikarang dengan jaringan industri yang kuat dan berfasilitas lengkap, di sisi lain Puncak-Cipanas yang sejuk dan dipenuhi tempat wisata berbasis alam. Di masa lalu membutuhkan helikopter
untuk mendapatkan keduanya sebagai bagian hidup setiap hari, tetapi saat ini Jalur Puncak 2 adalah solusi yang murah, dan bagai anugerah karena sebuah pintu yang selama ini tertutup sekarang terbuka.

Judul artikel ini merupakan sebuah pertanyaan yang sangat mudah dijawab. Kemana kiblat properti Indonesia tahun 2016 ? Anda tentu sudah bisa menjawab pertanyaan ini. Selamat berinvestasi.


Utopia Living Cikarang - Puncak Icon

Cikarang adalah pusat dari perhatian para industrialis Indonesia dan bahkan asing. Sebagai CBD terbesar di Indonesia, Cikarang adalah kiblat bagi para CEO perusahaan-perusahaan industri untuk menancapkan pabrik/usahanya disana. Anda bisa lihat sendiri, berbagai proyek hunian di Cikarang dan sekitar yang saat ini marak ditawarkan oleh para pengembang selalu Sold Out !

Bayangkan 10.000 Expatriate yang bekerja di sekitar 2.000 pabrik/industri di Cikarang dan sekitar akan mewarnai CBD ini dengan gaya hidup modern dan metropolitan. Bersamaan dengan itu sekitar puluhan ribu executive lokal juga akan memenuhi CBD di setiap hunian maupun tempat-tempat umum. Jangan dilupakan ratusan ribu buruh yang bekerja akan membuat Cikarang dan sekitarnya menjadi hidup baik siang maupun malam.

Walaupun beberapa mega proyek seperti Plaza Indonesia Jababeka dan kota mandiri Orange Country akan menyerap kehidupan sosial dan rekreasi para penduduknya, tetaplah semua ini terasa sangat kurang. Para penduduk Cikarang, entah expat, executive lokal maupun buruh membutuhkan alam yang segar, sejuk yang tidak dapat diberi oleh AC di mal-mal atau tempat kerja. Beruntung bersamaan dengan pembangunan pesat di Cikarang, pemerintah sedang menyiapkan akses jalan selebar 30 m yang menghubungkan Cikarang (Deltamas) dengan Cipanas. Proyek itu disebut Jalur Puncak 2 atau sering disebut pula Jalur Poros Tengah Timur.

Intinya, setelah keseluruhan proyek ini selesai, bagi anda yang tinggal di Cikarang hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 Menit untuk tiba di hotel atau tempat wisata pilihan anda di Cipanas. Dengan perbandingan yang berimbang, anda membutuhkan waktu 2 kali lipat bahkan lebih untuk mencapai Kelapa Gading/ Jakarta Kota/ Blok M.

Puncak Icon adalah sebuah lahan 1,01 Ha yang terletak kurang dari 5 menit dari Jalur Puncak 2 (Lihat Gambar). Sebuah lokasi dipenuhi potensi sebagai villa, resto, condotel maupun condovilla yang sempurna. Utopia Living Cikarang - Puncak Icon adalah mengenai seorang atau beberapa executive tinggal di Puncak Icon dan bekerja di Cikarang dan sekitar. Tempat tinggal yang tenang, sejuk dan asri akan meredam stress dan lelah dari tempat berkarya. Suara sungai mengalir di Puncak Icon akan melarutkan ketegangan akibat kerja, dan semua itu dapat dijangkau kurang dari 1 jam.

Segera hubungi kami untuk mendapatkan penawaran terbaik Puncak Icon sebagai investasi properti di Puncak anda yang tidak akan merugikan.

Puncak-Cipanas Menuju Masa Keemasan

Tahukah anda mengapa Puncak-Cipanas pernah menjadi primadona tempat berlibur terfavorit bagi warga DKI di tahun 1980-1990-an ? Mengapa pembangunan villa yang marak sangat sulit dihentikan ? Dan tahukah anda dalam waktu yang tidak lama lagi, kejayaan Puncak-Cipanas akan kembali berkibar sebagai tujuan utama berlibur warga Jabodetabek ? Lanjutkan membaca artikel ini dan anda akan mengerti mengapa dan tidak akan kaget ketika masa yang dinanti telah tiba.

Puncak-Cipanas merupakan dataran tinggi 900-1600 meter di atas permukaan laut dan adalah dataran tinggi terdekat yang mudah dicapai dari Jabodetabek. Pada era 1980-1990-an adalah masa keemasan pariwisata alam di Puncak. Lokasi yang mudah dicapai kurang dari 1 jam dari Jakarta membuat Puncak selalu menjadi pilihan utama bagi liburan akhir pekan maupun acara kantor seperti rapat, outing, dan lain-lain. Munculnya penginapan atau hotel-hotel, restauran maupun cafe seiring berjalannya waktu membuat Puncak-Cipanas semakin padat dan menarik untuk dikunjungi.

Di akhir era 1990-an, DKI mengalami banjir-banjir besar. Bukan yang pertama tetapi pada masa itu mulai disorot mengenai dampak pembangunan yang tidak terencana di daerah Puncak yang sejatinya merupakan daerah resapan air tetapi sudah hampir penuh ditutupi oleh bangunan-bangunan villa baik berijin maupun liar. Akibatnya, pemerintah daerah Bogor mulai menggusur beberapa bangunan tak berijin dan mencoba mengembalikan fungsi sebagian daerah Puncak kembali seperti semula. Ternyata tidak mudah.

Bukan pemberantasan villa liar yang melumpuhkan Puncak-Cipanas, tetapi lemahnya perencanaan pembangunan dan pengawasan pemanfaatan ruang di Puncak yang membunuh pariwisata Puncak secara perlahan. Kemacetan luar biasa membuat para pengunjung mengalihkan kunjungan wisatanya ke tempat lain, terutama setelah selesainya jalan tol Cipularang yang memangkas waktu tempuh Jakarta Bandung sampai hanya 2,5 Jam. Tidak adanya jalur alternatif yang layak untuk mencapai atau meninggalkan Puncak-Cipanas membuat pariwisata di Puncak-Cipanas meredup.

Dan sekarang adalah masa-masa yang sangat singkat terbuka kesempatan. Apa maksudnya ? Jalur Puncak 2. Pembangunan Jalur Puncak 2 adalah solusi yang akan mengembalikan kejayaan kawasan Puncak-Cipanas meroket bahkan melebihi masa keemasan di era 1980-1990-an. Jalur Puncak 2 akan menjadi jalur utama untuk menuju Puncak dan Cipanas karena jalan selebar 30 m akan memanjakan pengunjung untuk tiba dan kembali tanpa mengalami kemacetan seperti halnya di jalur Puncak 1.

Tidak hanya itu, pembangunan Jalur Puncak 2 juga membuka akses yang selama ini tidak pernah ada, yaitu Cikarang-Cipanas. Saat ini Cikarang dan sekitarnya adalah daerah yang paling 'panas' pembangunannya. Kawasan industri terbesar di Indonesia ini terus berbenah untuk menjadi kawasan industri utama di Asia Tenggara. Saat ini saja, 10.000 expat (karyawan asing) bekerja di 2.000 lebih dan terus berkembang perusahaan multinasional. Bayangkan, bila selama ini para karyawan atau penduduk Cikarang harus menempuh 1-2 jam untuk berlibur di Jakarta. Kelak, mereka cukup berkendara selama 45 menit untuk tiba di penginapan sejuk pilihan mereka di Cipanas.

Pembangkit Listrik Tenaga Air Sederhana

Pembangkit listrik tenaga air sederhana merupakan sumber daya energi terbarukan yang menggunakan gerakan air untuk memutar turbin air atau roda yang pada gilirannya menghasilkan output mekanik rotasi. Energi potensial air yang bergerak dilepaskan dan cara terbaik untuk menempatkan sejumlah besar air dalam gerakan adalah membiarkan gravitasi melakukan pekerjaan. Maka unsur yang paling penting untuk produksi Hydro Energy bukan air itu sendiri, tetapi gravitasi, karena gravitasi yang membuat air bergerak.

Hydro Energy sebenarnya adalah salah satu jenis yang paling umum dari teknologi energi terbarukan yang digunakan saat ini, dengan alasan yang baik tentunya. Jenis sumber energi alternatif ini, selain menjadi berkelanjutan, terbarukan, hemat biaya, dan ramah lingkungan, juga memiliki potensi untuk memproduksi sebagian besar kebutuhan energi dunia.
Hari ini, energi hidro dalam skala besar memasok sekitar 15% kebutuhan listrik dunia, dengan beberapa negara seperti Selandia Baru bahkan memproduksi lebih dari 70% dari energi listrik yang dibutuhkan negaranya.

Listrik yang beasal dari tenaga air adalah bersih, listrik alami tidak memproduksi karbon dioksida atau emisi berbahaya lainnya dibandingkan dengan bahan bakar dan/ atau gas fosil. Listrik yang dihasilkan oleh air bergerak lebih murah daripada listrik yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil. Dalam kebanyakan kasus, aliran alami air lebih dari cukup untuk menghasilkan pasokan listrik yang baik untuk dikonsumsi sendiri atau secara lokal.

Teori energi hidro sangat mirip dengan energi angin tapi bukannya menggunakan angin untuk memutar baling-baling turbin, kita menggunakan aliran air. Sebelumnya turbin air hanya digunakan untuk memompa air atau untuk irigasi lahan, namun karena teknologi ini, kita sekarang dapat menggunakan turbin air untuk menghasilkan listrik dalam bentuk skala kecil pembangkit listrik tenaga air.

Air memutar turbin air atau roda air sehingga mengubah energi kinetik dari pergerakan air menjadi energi mekanik yang dapat digunakan. Ini kemudian berubah menjadi energi listrik melalui penggunaan generator. Jumlah listrik yang dihasilkan ditentukan oleh seberapa jauh air jatuh dan rata-rata volume aliran air. Pembangkit listrik tenaga air kecil bisa sangat efisien dan sangat mudah untuk dibangun, hanya jika ada air mengalir di dekat properti Anda.
Pembangkit listrik tenaga air memiliki satu keuntungan besar sebagai salah satu sumber-sumber energi terbarukan yang Anda patut pertimbangkan sebagai pemasok listrik rumah Anda. Keuntungan utama adalah bahwa Pembangkit listrik ini dengan skala kecil dapat menghasilkan tenaga 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tidak seperti Pembangkit listrik lain seperti dari tenaga surya atau angin karena angin tidak selalu bertiup atau matahari tidak selalu bersinar. Tapi selama ada gravitasi, air akan selalu terus mengalir baik siang maupun malam dan lebih cepat air mengalir, lebih banyak energi yang dapat dihasilkan.


Satu keunggulan Puncak Icon yang tidak dimiliki oleh area lain di sekitar atau kebanyakan di wilayah lain adalah, sungai yang mengalir di segala musim di tanahnya. Potensi untuk memiliki pembangkit listrik sendiri dapat dengan sangat mudah diaplikasikan dan menjadi keunggulan yang sangat amat menguntungkan. Hubungi Marketing untuk mendapatkan penawaran terbaik di lokasi yang jarang ada ini.

Terwujudnya Pembangunan Jalur Puncak 2


Warga DKI dan Jabodetabek pada umumnya segera menikmati pencapaian terbaru pembangunan infrastruktur dengan terwujudnya pembangunan Jalur Puncak 2 atau sering disebut juga jalur Poros Tengah, yang menghubungkan langsung Sentul, Sukamakmur, dan Cipanas.

Kelanjutan pembangunan Jalur Puncak 2 yang merupakan akses tercepat menuju objek wisata Puncak - Cipanas ini, dikatakan Camat Sukamakmur, Bogor, bapak Zaenal Ashari sesaat setelah melakukan pemetaan jalur di lokasi yang akan dibangun bersama aparat terkait dari Dinas Bina Marga dan dinas Pengairan (DBMP) Kabupaten Bogor.

Menurutnya, proses persiapan pembangunan tahapan berkelanjutan jalur Puncak 2 telah rampung, tinggal pelaksanaan pembangunannya yang akan dilakukan oleh Dinas Bina Marga dan dinas Pengairan Kabupaten Bogor.

“Tugas pokok kami sebagai pemerintah Kecamatan Sukamakmur dalam menyediakan lahan untuk Jalur Puncak 2 ini telah kami lakukan. Kami telah berkoordinasi dengan warga pemilik tanah untuk menghibahkan tanahnya sebagai penyediaan lahan untuk jalur Puncak 2 tersebut,” kata Zaenal kepada media, Kamis (08 September 2015).

Ia menambahkan, warga secara sukarela menghibahkan lahan yang mereka miliki demi kemajuan desanya sehingga tidak ada kendala dalam proses ini. “Pembangunan ini sebagai tindak lanjut yang sempat tertunda, meliputi Desa Wargajaya dan Sukaharja Kecamatan Sukamakmur yang panjangnya mencapai 2,7 Kilometer,” ditambahkannya.

Lagi kata Zaenal, panjang seluruh Jalur Puncak 2 tersebut adalah 11,8 Kilometer dari Sentul Babakan Madang sampai ke Cipanas dan yang termasuk dalam Kecamatan Sukamakmur terdiri dari 6 desa.


“Semua perkembangan ini telah saya serahkan pada Pemkab Bogor dan tugas kami sebagai penyedia lahan telah selesai dilakukan, tinggal pembangunannya tugas DBMP Kabupaten Bogor. Saya berharap pada tahun 2017 pembangunanya (Jalur Puncak 2) selesai,” tutur Zaenal.

Dengan terwujudnya jalur ini, maka warga DKI, Tangerang, Bekasi dan Depok maupun yang melalui tol Jagorawi untuk menuju Puncak, tidak perlu lagi melalui jalur yang sangat padat dan sempit lagi. Jalur selebar 30 meter (termasuk area bebas bangunan di sisi kanan kiri jalan) akan memanjakan para pengguna kendaraan untuk pergi berlibur ke Puncak dan kembali lagi ke rumah tanpa harus bermacet-macet ria di jalur Puncak lama.

9 Foto Pemandangan Alam dan Kebun Teh di Puncak

Puncak, lokasinya sangat dekat dengan Jakarta (hanya sekitar 2 jam perjalanan dengan mobil). Puncak juga menawarkan pemandangan pegunungan yang serba hijau segar. Apabila berada di Puncak, hawa sejuk dan udara yang sangat dingin akan terasa menyentuh kulit. Jadi siap-siap membawa baju hangat atau jaket ya karena di tempat ini selalu diselimuti kabut tebal apabila menjelang sore hari! Karena hawanya yang dingin maka tidak heranlah kalau di sana-sini akan dijumpai banyak sekali perkebunan teh. (Puri_Areta)


 
 

Sambut Jalur Puncak II, Perhutani Tawarkan Wisata Air Terjun

Bisnis.com, BANDUNG - Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bogor optimistis kontribusi dari sektor pariwisata yang ada di kawasan pengelolaannya meningkat signifikan setelah dilakukan kerja sama dengan investor atau pihak ketiga.

Administratur Perhutani KPH Bogor Asep Dedi Mulyadi mengatakan, akhir pekan lalu, pihaknya baru saja melakukan penandatanganan kesepakatan bersama pengembangan wisata alam untuk Taman Wisata Tanjungsari, Kabupaten Bogor. Tapi, belum membahas bentuk perjanjian kerja sama.
Untuk itu, pihaknya masih belum melakukan pembicaraan mengenai persentase profit sharing atas pengelolaan bersama objek wisata tersebut. Rencananya, Pemkab Bogor akan memanfaatkan penangkaran rusa yang ada di kawsan Perhutani sebagai pendukung dari pengelolaan wisata yang dikelola pemda setempat.

"Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kab Bogor di antaranya adalah mengembangkan wisata. Selain itu, dalam rangka persiapan selesainya pembangunan Jalur Puncak II yang diyakini akan memudahkan masuknya wisatawan dari Jakarta," katanya, kepada Bisnis, Senin (23/11/2015).

Setidaknya ada 21 objek yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata alam. Akan tetapi, mayoritas objek tersebut masih memerlukan 'sentuhan' agar benar-benar bisa menarik minat wisatawan agar mau berkunjung.

"Kami sudah klasifikan objek itu ada yang sudah bagus dan berjalan, ada yang sedang diujicoba dan mau diujicoba," ujarnya.

Menurutnya, mayoritas dari objek wisata yang akan dikembangkan itu adalah mengandalkan air terjun dan kawasan alamnya. Adapun air terjun yang telah berjalan itu antara lain Curug Cipamingkis, Ciherang, Cilember, Curug Panjang dan Curug Naga.

"Sedangkan yang masih diujicobakan itu ada Curug Barong, Curug Leuwi Hejo, Putri Kancana dan Curug Kembar. Berdasarkan hasil ujicoba itu sudah ada peningkatan kunjungan wisatan hingga 400%. Apalagi ketika sudah ada sentuhan," ujarnya.

Menurutnya, pada tahun ini, pihaknya ditargetkan untuk mampu mendapatkan pemasukan dengan menjual sejumlah objek wisata tersebut Rp250 juta. Bukan tidak mungkin target tersebut akan terus meningkat sesuai dengan perkembangan.

Sumber : Sambut Jalur Puncak II, Perhutani Tawarkan Wisata Air Terjun

Obyek Wisata Puncak - Cipanas

Taman Bunga Nusantara
Daerah Puncak-Cipanas dikenal sebagai kawasan yang berhawa sejuk, hijau dan asri. Puncak-Cipanas memiliki banyak obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi, beberapa di antaranya yang wajib dikunjungi diantara-nya : Taman Nasional Gunung Gede - Pangrango

Merupakan obyek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun asing dan menyajikan keindahan alam yang luar biasa. Ada beberapa tempat obyek di kawasan ini, yaitu :


  • Telaga Biru. Danau seluas 5 Ha (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 Km dari pintu masuk kawasan. Dikatakan Telaga biru karena, danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
  • Air terjun Cibeureum. Air terjun yang berketinggian kurang lebih 50 Meter terletak sekitar 3 Km dari Cibodas. Di sekitar air terjun Cibeureum ini dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat.
  • Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau kurang lebih 2 jam perjalanan dari Cibodas.
  • Kandang Badak dan Kandang Batu. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 Meter di atas permukaan laut dengan jarak 7,8 Km atau kurang lebih 3,5 Jam perjalanan dari Cibodas.
  • Puncak dan Kawah Gunung Gede. Sput terbaik untuk mendapatkan pemandangan terbaik sunrise ataupun sunset, Pemandangan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan sangat jelas, sebuah atraksi geologi yang menarik dan pengamatan berbagai tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 Meter di atas permukaan laut dengan jarak 9,7 Km atau 5 Jam perjalanan dari Cibodas.
  • Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 Ha dan ditutupi hamparan bunga Edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 Meter di atas permukaan laut dengan jarak 11,8 Km atau 6 Jam perjalanan dari Cibodas.

Selain Taman Nasional Gunung Gede - Pangrango, kawasan Puncak-Cipanas juga terdapat banyak lagi daerah wisata yang wajib dikunjungi seperti Taman Bunga Nusantara, Istana Cipanas, Kebun Teh dan lain-lain.

Jalur Puncak 2 dari Kawasan Sirkuit Sentul Tembus ke Istana Cipanas

Jakarta -Jalur Puncak II dibangun untuk jalan alternatif ke kawasan Puncak, Bogor hingga Cianjur, Jawa Barat. Padatnya lalu lintas di Puncak Lama membuat kawasan ini membutuhkan infrastruktur baru.

Kepala Balai Jalan Nasional IV Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Bambang Hartadi mengatakan jalur yang akan dibangun akan membentang kurang lebih 48 km. Urutannya dari Sirkuit Sentul (Bogor)-Babakan Madang-Hambalang- Sukmamakmur-Pacet Istana Cipanas (Cianjur), Jawa Barat.

"Dari Sentul sirkut (Bogor) ke kanan (Jl Sentul Raya), lalu ada jembatan rangka baja, lalu belok melipir di lapangan golf Palm Hill Golf Sentul, hingga ke kota bunga, tembus ke Istana Cipanas (Cianjur)," kata Bambang kepada detikFinance, Senin (2/6/2014)

Di kawasan Sentul, jalur Puncak II bisa terhubung dengan Tol Jagorawi dan Jalan Alternatif Sentul yang terhubung dengan Jalan Raya Bogor.

Bambang mengatakan ide pembangunan proyek ini berasal dari inisiatif Provinsi Jawa Barat. Pada 2011, Gubernur Jawa Barat menggagas pembangunan puncak II karena jalur puncak lama sudah sangat padat dan kerap macet. Ide ini disetujui oleh Presiden SBY pada waktu itu.

"Pak SBY pernah mau rapat di Cipanas kena macet walaupun sudah pakai voorijder," katanya.

Ia mengatakan jalur puncak lama bisa saja diperluas untuk mengurangi kepadatan kendaraan. Namun risiko pembebasan lahan yang sangat mahal di kawasan itu, dan beberapa titik jalur puncak lama berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

"Mungkin saja dilebarkan saja, cuma harga tanah sudah tinggi," katanya.

Link Berita : http://finance.detik.com/read/2014/06/03/071933/2597910/1016/jalur-puncak-ii-dari-kawasan-sirkuit-sentul-tembus-ke-istana-cipanas

Investor Akan Bangun Losmen Hingga Hotel Bintang 5 di Jalur Puncak 2

Jakarta -Para pengusaha hotel dan restoran yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menjadi pihak yang menunggu selesainya pembangunan jalur Puncak 2 Bogor-Cianjur. Beberapa anggota PHRI sudah mencari lahan di kawasan tersebut untuk membangun properti seperti losmen hingga hotel bintang 5.

Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jhonnie Sugiarto mengatakan adanya kabar pembangunan jalur Puncak II membuat PHRI sempat menggelar rapat internal soal prospek kawasan tersebut. Hasilnya, banyak anggotanya yang sudah tak sabar membenamkan modalnya di Jalur Puncak 2.

"Sudah banyak yang mau investasi. Beberapa waktu lalu saat rapat internal, sudah banyak yang minat, kalau schedule pembangunan jalan sudah jelas, para investor akan masuk, karena dekat dengan Jakarta," katanya kepada detikFinance, Selasa (3/6/2014).

Ia mengatakan investor hotel yang akan masuk di kawasan itu merupakan pelaku lokal, namun Jhonnie masih merahasiakan siapa saja investor yang akan masuk.

"Di jalur ini semua kelas bisa masuk dari mulai losmen, mes perusahaan besar, tempat pelatihan karena udaranya masih sejuk, sampai hotel bintang 5, karena segmen masyarakat beragam ada yang sanggup sewa kamar hotel Rp 200.000, hingga Rp 2 juta. Investornya sementara ini baru dari lokal," katanya.

Namun Jhonnie menegaskan dua hal yang menjadi konsen para investor anggota PHRI terkait rencana investasi di Jalur Puncak II. Pertama soal Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan kedua soal Tata Ruang di kawasan itu.

"Jadi kalau soal dampak lingkungan sudah selesai, kawasan ini menarik buat investasi," katanya.

Kawasan Jalur Puncak II berada di dua kabupaten yaitu Bogor dan Cianjur, Jawa Barat. Jalurnya dimulai dari kawasan Sirkuit Sentul (Bogor)-Babakan Madang-Hambalang- Sukmamakmur-Pacet Istana Cipanas (Cianjur).

Pihak Kementerian PU selaku pihak yang menggarap pembangunan jalur ini belum bisa memastikan kapan proyek ini tuntas. Proyek ini mulai disiapkan sejak 2011, dan sudah mendapatkan kucuran anggaran dari 2012-2014.

"Targetnya selesainya belum pasti, totalnya itu kan 48 km, sampai tembus ke Taman Bunga (Cianjur)," kata Kepala Balai Jalan Nasional IV Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Bambang Hartadi.

Link Berita : http://finance.detik.com/read/2014/06/03/143327/2598447/1016/investor-akan-bangun-losmen-hingga-hotel-bintang-5-di-jalur-puncak-ii

Kapan Proyek Jalur Puncak II Selesai?

http://images.detik.com/content/2014/06/03/1016/071646_puncak21.jpg
Pihak Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) salah satu pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan jalur Puncak II, Jawa Barat belum bisa memastikan kapan proyek ini bisa selesai. Proyek yang diinisiasi oleh Provinsi Jawa Barat sejak 2011 lalu kini terkendala soal status lahan yang belum jelas diserahkan ke pemerintah pusat.

"Targetnya selesainya belum pasti, totalnya itu kan 48 km, sampai tembus ke Taman Bunga (Cianjur)," kata Kepala Balai Jalan Nasional IV Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Bambang Hartadi kepada detikFinance, Senin (2/6/2014).

Ia menjelaskan sejak Presiden SBY memberi lampu hijau proyek ini pada 2011 lalu, pihaknya sudah berbagi tugas dengan pemerintah provinsi. Waktu itu provinsi bertanggung jawab sebagai penyedia lahan. Namun Provinsi Jawa Barat melimpahkan soal pengadaan tanah ke pihak Kabupaten Bogor.

Selanjutnya pihak Kabupaten Bogor menggandeng para pengembang di kawasan tersebut untuk pengadaan tanahnya. Bambang menduga pengembang harus menyisihkan lahannya untuk pembangunan jalan jika ingin mendapatkan izin pengembangan kawasan di jalur tersebut.

"Para developer bekerjasama dengan bupati. Setahu saya Tommy Soeharto memang memberikan (hibah) lahannya, tapi Tommy akan diuntungkan kalau jalan ini dibangun, selama ini wilayah tersebut terisolir," kata Bambang.

Berapa Harga Tanah di Jalur Puncak II?

Jakarta -Pembangunan Jalur Puncak II di Bogor-Cianjur mendapat respons positif para pelaku bisnis perhotelan. Kawasan yang kini masih terisolir tersebut mengundang minat banyak investor.

Isu harga lahan menjadi pembahasan yang seksi terkait proyek jalan baru yang akan membentang sepanjang 48 Km itu. Berapa harga lahan di kawasan tersebut?

Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jhonnie Sugiarto mengatakan dirinya memang belum melakukan survei lapangan ke kawasan itu. Namun berdasarkan informasi sesama anggota PHRI, harga lahan di kawasan itu masih relatif murah dan bervariasi.

"Harganya bervariasi antara Rp 100.000 sampai Rp 500.000 per meter persegi, jadi kalau jalan itu sudah dibuka bisa naik cepat harganya," katanya kepada detikFinance, Selasa (3/6/2014).

Lahan di kawasan itu umumnya masih lahan kosong dan berbukit-bukit, termasuk di dalamnya ada perkebunan milik warga sekitar. "Sebagian masih milik warga, pengembang belum banyak," katanya.

Seperti diketahui wilayah yang dilewati Jalur Puncak II antara lain Babakan Madang (Kab. Bogor), Hambalang (Kab. Bogor), Sukamakmur (Kab.Bogor), Pacet Istana Cipanas (Kab. Cianjur).

Dampak pembangunan jalan baru ini diprediksi menganggat sektor properti di kawasan yang dilalui jalur Puncak II, termasuk di kawasan Sentul yang sudah banyak dimasuki pengembang besar, harga tanahnya relatif jauh lebih mahal.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan saat ini harga tanah di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah mencapai Rp 5-8 juta per meter persegi.

"Sekarang di Sentul saja sudah Rp 5-8 juta, nanti saya pikir akan naik," kata Ali.
(hen/hds)

Link berita :
http://finance.detik.com/read/2014/06/03/145914/2598483/1016/berapa-harga-tanah-di-jalur-puncak-ii

Jalur Proyek Jalan Puncak II

Rencana pembangunan jalan Puncak II akan melintasi Kabupaten Bogor-Cianjur, Jawa Barat sepanjang kurang lebih 47 Km. Rancangan awalnya, rute jalur ini melewati kawasan Sirkuit Sentul (Bogor)-Babakan Madang-Hambalang- Sukmamakmur-Pacet Istana Cipanas (Cianjur), Jawa Barat.
 Jalur Puncak 2
Namun dalam perkembangannya, jalur proyek ini sempat diusulkan mengalami perubahan. Pemerintah Kabupaten Bogor memang mengajukan sejumlah revisi terhadap jalur itu di sekitar Sentul. Namun, hingga kini, revisi itu juga belum mendapat kepastian dari pemerintah pusat.

“Kami masih menunggu keputusan dari Kementerian Pekerjaan Umum,” ujar Kepala Seksi Perencanaan Teknik Dinas Bina Marga dan Pengairan Pemerintah Kabupaten Bogor Asep Priana Afriadi dikutip dari Majalah detik, Senin (2/6/2014)

Proyek jalan ini tidak hanya memberi akses bagi warga Jakarta yang hendak menuju kawasan wisata populer di sekitar Puncak Pass, seperti Cisarua dan Cipanas. Jalan ini juga bakal menghidupkan wilayah yang sekarang relatif terisolasi meski sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh dari Ibu Kota.

Berikut ini beberapa rencana pengembangan di wilayah jalur puncak II:
  • Sirkuit Sentul, satu-satunya sirkuit kelas dunia di Indonesia.
  • Lapangan Golf Palm Hill.
  • Wisata petualangan, seperti gua, panjang tebing, jalur off-road, dan sepeda gunung.
  • Hutan wisata dan air panas Gunung Pancar. Sudah dibuka, tapi akan dikembangkan lebih luas.
  • Selain dibuka tempat istirahat kendaraan, dikembangkan taman wisata atau tempat outbound.
  • Dikembangkan agrowisata.
  • Pengembangan sapi potong